Melalui karya-karya penuh makna ini, para siswa dari berbagai pelosok Indonesia mengungkapkan harapan dan mimpi mereka. Mari turut ambil bagian dalam membuka jalan bagi masa depan mereka melalui dukungan sponsor pendidikan yang berkelanjutan.

Tema: Hubungan manusia dan budayanya
Lukisan ini dibuat oleh: Iam Cello Sambo Paku, Kelas 11 Sekolah Lentera Harapan Toraja.
Iam Cello Sambo Paku, merupakan seorang siswa kelas 11 Sekolah Lentera Harapan Toraja yang telah menerima bantuan sponsor pendidikan program Lentera Bagi Bangsa. Sebagai anak yang dibesarkan di daerah Toraja yang memiliki kekayaan budaya, Iam belajar sejak dini untuk dapat menuangkan kebudayaan daerahnya kedalam hobinya yaitu melukis.
Sebagai seorang yang berasal dari daerah Gandang Batu Sillanan, saya berusaha menangkap esensi dan keunikan dari budaya leluhur saya dalam lukisan ini.
Pesan utama dalam lukisan ini yaitu bahwa dalam hidup ini, selalu ada dua kutub yang berbeda: Laki laki dan perempuan, sukacita (Rambu tuka’) dan dukacita (Rambu solo’).
Perempuan lanjut
usia di sebelah kiri menggambarkan dukacita dengan mengenakan pa’lullung hitam,
pakaian adat suku Gandang Batu Sillanan yang biasa digunakan dalam acara
kedukaan. Sedangkan laki laki di sebelah kanan di lukisan ini adalah seorang
penari tarian Manganda (tarian sukacita) dan mengenakan pakaian adat Rambu
tuka’ yang digunakan untuk acara-acara perayaan.

Tema: Keindahan Alam dan Budaya
Frince Wakur adalah seorang siswa di Sekolah Lentera Harapan Gunung Moria di Tangerang, Indonesia, yang menerima dukungan pendidikan dari program Lentera Bagi Bangsa (LBB). Ia lahir dan besar di Mamit, sebuah desa di pedalaman Papua. Sebagai anak pertama dari lima bersaudara, Frince memiliki cita-cita menjadi seorang hakim agar dapat menjadi berkat bagi keluarganya dan masyarakat Papua. Mata pelajaran favoritnya di sekolah adalah Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, dan Teologi.
Makna dari lukisan:
- Gunung: Melambangkan kekayaan alam Papua.
- Sungai: Melambangkan sumber kehidupan.
- Pohon Kelapa Hutan: Melambangkan keanekaragaman hayati alam Papua.
- Honai: Melambangkan rumah adat dan tempat bernaung.
- Fajar: Simbol harapan di ufuk timur.
Lukisan “Semenanjung di Ufuk Timur” terinspirasi dari kehidupan Frince di sebuah desa kecil di pedalaman Papua. Gambar ini secara simbolis ingin menggambarkan kekayaan alam Papua yang indah dan melimpah. Salah satu aspek uniknya adalah Pohon Kelapa Hutan, yang tumbuh subur di daerah pegunungan Papua. Pohon ini hanya berbuah satu kali dalam setahun, menjadi simbol kekayaan alam tersembunyi di ufuk timur negeri ini.

Tema: Keindahan Alam dan Budaya
Otoniel Yikwa adalah seorang siswa di Sekolah Lentera Harapan Gunung Moria di Tangerang, Indonesia, yang menerima bantuan pendidikan dari program Lentera Bagi Bangsa (LBB). Ia lahir dan besar di Mamit, sebuah desa di pedalaman Papua yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Otoniel adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Sejak berada di Mamit, ia telah bercita-cita menjadi seorang dokter untuk membantu orang lain, terutama mereka yang berasal dari kampung halamannya.
Makna Gambar :
Honai : Melambangkan rumah adat dan nilai kesatuan dalam masyarakat.
Cenderawasih : Salah satu burung yang ada di Papua. Bulunya yang indah melambangkan keindahan alam Papua. Cenderawasih dijuluki sebagai burung surga.
Noken : Melambangkan identitas masyarakat Papua. Noken juga merupakan simbol kearifan lokal dan budaya Papua. Juga melambangkan kreavitas masyarakat Papua.
Tifa : Bunyi Tifa yang keras dan dinamis melambangkan kekuatan dan semangat masyarakat Papua.
Bunga : Bunga Melambangkan keindahan alam Papua dan keragaman hayati yang tinggi.
Kapak batu : simbol kekuatan dan ketahanan masyarakat Papua.
Seruling Bambu : seruling bambu melambangkan kesenian
Gitar : Melambangkan ekpresi Budaya
Panah : Melambangkan ketrampilan dan warisan budaya
Kayu kering : Simbol ketahanan masyarakat Papua yang teguh.
Lukisan "Di Timur Matahari" merupakan sebuah karya seni yang terinspirasi kehidupan Otoniel di Mamit. Lukisan ini mengangkat sebuah aspek unik dari "Honai" yang mana "Honai" bukan saja rumah tetapi juga tempat kita menemukan jati diri. Honai dibagi kedalam 3 jenis. Honai umum yang biasa kita sebut rumah keluarga, Honai laki-laki dan Honai Perempuan. Pemisahan Honai ini sebagai simbol pembentukan jati diri dan menjaga privasi sebagai Gambar dan rupa Allah yang diciptakan dengan peran yang berbeda.
Bantu Yakub Meraih Cita-Cita
Marilah menjadi lentera bagi anak-anak yang memerlukan pertolongan kita. Anda dapat memberikan beasiswa pendidikan bagi anak-anak Sekolah Lentera Harapan (SLH) yang membutuhkan dukungan di 27 sekolah di Indonesia. Melalui program Lentera Bagi Bangsa (LBB), anda dapat ambil bagian di dalamnya.
Bantu Bethari melanjutkan sekolah
Marilah menjadi lentera bagi anak-anak yang memerlukan pertolongan kita. Anda dapat memberikan beasiswa pendidikan bagi anak-anak Sekolah Lentera Harapan (SLH) yang membutuhkan dukungan di 27 sekolah di Indonesia. Melalui program Lentera Bagi Bangsa (LBB), anda dapat ambil bagian di dalamnya.

Naomi, Anak Nelayan Berjualan di Warung dan Ikut Lomba Olimpiade Nasional Informatika
Naomi merupakan siswa kelas 11 di SLH Gunungsitoli Utara, Nias. Sejak awal orangtuanya ragu menyekolahkan Naomi di SLH karena keterbatasan ekonomi keluarga mereka. Ayahnya seorang nelayan dan ibunya membuka warung kecil di rumah mereka. Kedua orangtuanya berjuang agar bisa menyekolahkan Naomi. Tidak jarang ayahnya kesulitan mendapatkan ikan jika ada badai. Keseharian Naomi selain belajar adalah membantu ibunya berjualan di warung agar ibunya dapat beristirahat. Naomi juga membersihkan rumah. Naomi merupakan siswa berprestasi. Sejak kelas 10 Naomi mewakili sekolah pada lomba Olimpiade Nasional dalam bidang Informatika. Ia terus belajar agar bisa membanggakan kedua orangtuanya di tengah keterbatasan ekonomi yang dihadapi. Ia berharap usahanya tidak menyia-nyiakan berkat Tuhan. Berkat bantuan donatur, Naomi tetap bisa melanjutkan sekolah dan berjuang untuk masa depannya.


Petrus: Harapan yang Tumbuh di Tengah Keterbatasan
Petrus adalah salah satu siswa kelas 12 SLH Kupang yang menerima dukungan sponsor pendidikan LBB. Saat ia duduk di kelas 10, keluarganya mengalami duka mendalam dengan berpulangnya sang ayah. Kepergian ayahnya membuat ibunya harus bekerja di warung kecil milik kerabat demi mencukupi kebutuhan sehari-hari bagi Petrus dan adiknya. Namun, kejadian ini tidak mematahkan semangat belajar Petrus. Ia dikenal sebagai siswa yang cerdas dan penuh tanggung jawab, serta memiliki kegemaran di bidang olahraga, khususnya basket. Ketekunannya berhasil menorehkan prestasi sebagai pemain basket andalan SLH Kupang, mengantarkan timnya meraih posisi ke-4 di ajang DBL — kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia. Bagi Petrus, setiap pertandingan adalah simbol perjuangan. Semangat yang sama ia bawa dalam mengejar cita-citanya menjadi anggota polisi, berlatih fisik dan belajar mandiri sejak kelas 10.

Masih banyak anak Indonesia yang menanti bantuan Anda
